Senin, 24 Desember 2012

2. MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI (BERMAIN PERAN)

A. Pendahuluan

Sebagaimana pada tulisan sebelumnya, yakni tentang "MODEL - MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF", untuk menjawab pertanyaan ke - 2, yakni: Bagaimana pembahasan dari masing - masing model pembelajaran yang efektif?, maka setelah pada tulisan sebelumnya dibahas tentang "Model Pembelajaran Kontekstual atau Contextual Theaching and Learning yang biasa disingkat CTL)", berikut ini akan dibahas "MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI (BERMAIN PERAN)".


Pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu interaksi positif antara pendidik dan peserta didik dan antara peserta didik dengan peserta didik lainnya.  Untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan suatu pemilihan model pembelajaran yang tepat. Ada banyak model pembelajaran yang bisa diterapkan  untuk membangun interaksi dan komunikasi yang baik antara peserta didik dan pendidik .

Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang  bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain  (Joyce dan Weil, 1980:1).  Model pembelajaran dapat dijadikan pola pikiran, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien utntuk mencapai tujuan pendidikannya.

Model pembelajaran Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Salah satu contoh simulas adalah Gladi resik, yakni memperagakan proses terjadinya suatu upacara tertentu sebagai latihan untuk upacara sebenarnya supaya tidak gagal dalam waktunya nanti. Demikian juga untuk mengembangkan pemahaman dan penghayatan terhadap suatu peristiwa yang lebih banyak mengarah kepada psikomotor , maka penggunaan model pembelajaran simulasi  akan sangat bermanfaat.

Pembelajaran Simulasi telah diterapkan dalam pendidikan saja lebih dari tiga puluh tahun. Pelopornya di antaranya adalah Sarene Boocock dan Harold Guetzkow, walau model simulasi bukan berasal dari disiplin ilmu pendidikan. Tetapi merupakan penerapan dari prinsip cybernetic, suatu cabang dari psikologi cybernetic adalah suatu studi perbandingan antara mekanisme kontrol manusia (biologis) dengan sistem elektromekanik, seperti komputer. 

Jadi, berdasarkan teori sibernetika, ahli psikologi menganalogikan mekanisme kerja manusia seperti mekanisme mesin elektronik. Menganggap siswa (pembelajar) sebagai suatu sistem yang dapat mengendalikan umpan balik sendiri (self regulated feedback).

Sistem kendali umpan balik ini, baik pada manusia atau mesin (seperti komputer) mempunyai tiga fungsi, yaitu: 

  1. menghasilkan gerakan/tindakan sistem terhadap target yang diinginkan (untuk mencapai tujuan tertentu yang diinginkan),  
  2. membandingkan dampak dari tindakannya tersebut apakah sesuai atau tidak dengan jalur/rencana yang seharusnya (mendeteksi kesalahan), dan 
  3. memanfaatkan kesalahan (error) untuk mengarahkan kembali ke arah/jalur yang seharusnya.
  
B. Pembahasan

1. Bagaimana Pengertian Model Pembelajaran Simulasi?
 
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.

Model pembelajaran simulasi merupakan model pembelajaran yang membuat suatu peniruan terhadap sesuatu yang nyata, terhadap keadaan sekelilingnya (state of affaris) atau proses.  Model pembelajaran ini dirancang untuk membantu siswa mengalami bermacam-macam proses dan kenyataan sosial dan untuk menguji reaksi mereka, serta untuk memperoleh konsep keterampilan pembuatan keputusan.

Model pembelajaran ini diterapkan didalam dunia pendidikan dengan tujuan mengaktifkan kemampuan yang dianalogikan dengan proses sibernetika. Pendekatan simulasi dirancang agar mendekati kenyataan dimana gerakan yang dianggap kompleks sengaja dikontrol, misalnya, dalam proses simulasi ini dilakukan dengan menggunakan simulator.

2. Apa Saja Tujuan Model Pembelajaran Simulasi?

Model pembelajaran simulasi bertujuan untuk: 
  • melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari-hari, 
  • memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip, 
  • melatih memecahkan masalah,
  • meningkatkan keaktifan belajar, 
  • memberikan motivasi belajar kepada siswa, 
  • melatih siswa untuk mengadakan kerjasama dalam situasi kelompok,
  • menumbuhkan daya kreatif siswa, dan 
  • melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi.
3. Apa saja Prinsip dalam Proses Pelaksanaan Simulasi?

Proses simulasi tergantung pada peran guru/fasilitator. Ada empat prinsip yang harus dipegang oleh fasilitator/guru, yakni sebagai berikut:
  • Pertama adalah penjelasan. Untuk melakukan simulasi pemain harus benar-benar memahami aturan main. Oleh karena itu, guru/fasilitator hendaknya memberikan penjelasan dengan sejelas-jelasnya tentang aktivitas yang harus dilakukan berikut konsekuensi-konsekuensinya.
  • Kedua adalah mengawasi (refereeing). Simulasi dirancang untuk tujuan tertentu dengan aturan dan prosedur main tertentu. Oleh karena itu guru/fasilitator harus mengawasi jalannya simulasi sehingga berjalan sebagaimana seharusnya.
  • Ketiga adalah melatih (coaching). Dalam simulasi, pemain/peserta akan mengalami kesalahan. Oleh karena itu guru/fasilitator harus memberikan saran, petunjuk atau arahan sehingga memungkinkan mereka tidak melakukan kesalahan yang, sama.
  • Keempat adalah diskusi. Dalam simulasi, refleksi menjadi bagian yang penting. Oleh karena itu, setelah simulasi selesai, fasilitator harus mendiskusikan beberapa hal antara lain: kesulitan- kesulitan, hikmah yang bisa diambil, bagaimana memperbaiki kekurangan simulasi dan sebagainya. (Hamzah B Uno,2007:29)

4. Apa Saja Yang Harus Dilakukan Guru/ Fasilitator Dalam Pembelajaran Simulasi?

Dalam permainan simulasi, yang harus dilakukan oleh guru adalah, 
  • Mempersiapkan siswa yang menjadi pemeran simulasi, 
  • Menyusun skenario dengan memperkenalkan siswa terhadap aturan, peran, prosedur, pemberi skor (nilai), tujuan permainan dan lain- lain. Guru menunjuk siswa untuk memegang peran- peran tertentu dan menguji cobakan simulasi untuk memastikan bahwa seluruh siswa memahami aturan main simulasi tersebut., 
  • Melaksanakan simulasi, siswa berpartisipasi dalam permainan simulasi dan guru melakukan peranannya sebagimana mestinya.( (Hamzah B Uno,2007:30)

5. Bagaimana Kaitan  Antara Simulasi dengan Model Pembelajaran?
 

Kaitan Simulasi dengan kelompok model pembelajaran, adalah: simulasi diarahkan pada model pembelajaran sosial. Simulasi sosial adalah simulasi yang dimaksudkan mengajak peserta melalui suatu pengalaman yang berkaitan dengan persoalan-persoalan sosial. 

Menurut pengalaman sejumlah guru, metode simulasi dalam konteks model pemblajaran sosial sangat efektif digunakan jika guru menghendaki agar siswa menemukan makna diri (jati diri) di dalam dunia sosial dan memecahkan dilema atau masalah dengan bantuan kelompok. Jenis model pembelajaran sosial misalnya melalui bermain peran dan atau simulasi. 

Dalam bermain peran, siswa belajar menggunakan konsep peran, menyadari adanya peran-peran yang berbeda dan memikirkan perilaku dirinya dan perilaku orang lain. 

6. Apa Saja Fungsi Model Pembelajaran Sosial ?

Fungsi model pembelajaran sosial adalah:
  • untuk menggali perasaan siswa, 
  • memperoleh inspirasi dan pemahaman yang berpengaruh terhadap sikap, nilai dan persepsi, 
  • mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah, dan 
  • mendalami mata pelajaran dengan berbagai cara.
7. Bagaimana Aplikasi/ Penerapan Model Pembelajaran Simulasi?

  • Permainan simulasi dapat merangsang berbagai bentuk belajar, seperti belajar tentang persaingan (kompetisi), kerja sama, empati, sistem sosial, konsep, keterampilan, kemampuan berpikir kritis, pengambilan keputusan dan lain-lain. 
  • Namun demikian, model simulasi agak berbeda dengan model-model lain. Model ini agak rumit, tergantung pada pengembangan simulasi yang tepat, baik yang melibatkan peneliti, pengembang, (sistem analis, programer dan lain-lain), perusahaan komersial, guru atau kelompok guru dan lain-lain. 
  • Dewasa ini, dengan semakin majunya teknologi komunikasi dan informasi, seperti komputer dan multimedia, telah banyak permainan simulasi dihasilkan untuk berbagai kebutuhan yang mencakup berbagai topik dari berbagai disiplin ilmu (mata pelajaran) 

8. Bagaimana Sintak (Prosedur/ langkah - Langkah) Pembelajaran Simulasi?

Menurut Joyce dan Weil (1980) dalam Udin (2001:66), model ini memiliki 4 tahap sebagai berikut:


Tahap I. Orientasi
  • Menyediakan berbagai topik simulasi dan konsep-konsep yang akan diintegrasikan dalam proses simulasi. 
  • Menjelaskan prinsip Simulasi dan permainan. 
  • Memberikan gambaran teknis secara umum tentang proses simulasi.
 Tahap II. Latihan bagi peserta
  • Membuat skenario yang berisi aturan, peranan, langkah, pencatatan, bentuk keputusan  yang harus dibuat, dan tujuan yang akan dicapai. 
  • Menugaskan para pemeran dalam simulasi 
  • Mencoba secara singkat suatu episode
 Tahap III. Proses simulasi
  • Melaksanakan aktivitas permainan dan pengaturan kegiatan tersebut. 
  • Memperoleh umpan balik dan evaluasi dari hasil pengamatan terhadap performan si pemeran. 
  • Menjernihkan hal-hal yang miskonsepsional 
  • Melanjutkan permainan/simulasi
 Tahap IV. Pemantapan dan debriefing
  • Memberikan ringkasan mengenai kejadian dan persepsi yang timbul selama simulasi. 
  • Memberikan ringkasan mengenai kesulitan-kesulitan  dan wawasan para peserta. 
  • Menganalisis proses 
  • Membandingkan aktivitas simulasi dengan dunia nyata. 
  • Menghubungkan proses simulasi dengan  isi pelajaran. 
  • Menilai dan merancang kembali simulasi.
 9. Apa Saja Kelebihan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Simulasi?

Wina Sanjaya (2007) menyatakan bahwa terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan dengan menggunakan simulasi sebagai metode mengajar.

Kelebihan Model pembelajaran ini di antaranya adalah:
  • Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja. 
  • Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang disimulasikan. 
  • Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa. 
  • Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis. 
  • Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses permbelajaran.
Kelemahan model pembelajaran ini, di antaranya adalah:
  • Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan. 
  • Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan,  sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan. 
  • Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam melakukan simulasi.

C. Referensi / Sumber Bacaan.

Bruce Joyce & Marsha Weil. 1996. Models of Teaching. Boston, London, Toronto, Sydney, Tokyo, 
         Singapore: Prentice-Hall, Inc



Winataputra, Udin S. 2001. Model-model pembelajaran Inovatif. Universitas Terbuka, Jakarta.

Sanjaya, Wina (2007).Stategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
         Bandung.Kencana 

4 komentar: