A. PENDAHULUAN
Sebagaimana kita maklum, bahwa waktu bagi setiap manusia adalah sangat penting.
Mengingat pentingnya waktu ini maka Alloh SWT menggunakan waktu dan waktu
tertentu untuk bersumpah dan untuk memberi nama Surah dalam Alquran. Misalnya
“Wal-‘asyr = Demi masa /waktu”, “Wadhuha = Demi waktu dhuha”), dll.
Meski semua mengakui bahwa waktu itu penting, namun jika tidak hati – hati atau
benar cara memanfaatkannya, maka bisa menjadi bencana. Hal ini sesuai dengan
sebuah pepatah Arab yang sangat terkenal yang menyatakan bahwa: “Waktu itu
laksana pedang” yang bila tidak hati – hati memanfaatkannya, maka ia akan
melukai orang yang menggunakannya, atau bahkan ia akan memenggal siapapun yang
menyia-nyiakannya.
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengajak kita semua untuk
menghitung dengan cermat untuk apa saja dan berapa lama waktu dari masing –
masing kgiatan/ aktivitas rutin kita sehari – hari, dalam sehari semalam, dalam
sebulan, dalam setahun dan selama hidup kita. Hal ini sesuai dengan anjuran
Khalifah Umar ra. 1400 th silam, melalui nasehatnya: “Hitunglah…sebelum kamu
sekalian dihitung/ dihisab (Oleh Alloh SWT di akherat kelak)” .
Dengan demikian kita berharap akan semakin menyadari dan berhati – hati dalam
memanfaatkan waktu hidup kita yang cuma sebentar di dunia ini. Di smping itu
kita juga berharap agar waktu tidak kita sia – siakan, karena menyia – nyiakan
waktu hidup kita, akan bisa menjadi bencana bagi kita.
Sebagai tambahan, Catatan ini pernah saya tulis di Blog Saya yang lama, yaitu "Dalyana's Blog" dengan Judul: Catatan Akhir Tahun 2013 & Awal Tahun 2014 “BENCANA WAKTU” (Telaah Secara Matematis Pemanfaatan Waktu Hidup di Dunia), Pada Hari: Sabtu, 1 Januari 2011. Namun karena Blog saya yang lama sudah tidak bisa dibuka lagi, maka saya tulis kembali dengan sedikit revisi dan judul sebagaimana di atas.
B. PEMBAHASAN.
1. Perhitungan Umur dan Waktu diperhitungkannya Amal dan Dosa.
Sebelum kita menghitung secara matematis tentang umur dan waktu aktivitas kita sehari – hari, ada baiknya perlu kita ketahui bahwa: 1 hari = 24 Jam, 1 jam = 60 menit dan 1 menit = 60 detik. Dengan demikian 1 thn = 12 Bulan = 52 Minggu = 365 Hari = 8.760 Jam = 525.600 Menit = 31.636. 000 Detik
Anggaplah manusia meninggal dunia antara usia 60 – 70 tahun. Atau kita anggap manusia rata – rata meninggal pada usia = ± 65 th. Dari umur 65 thn tersebut pada masa anak-anak belum diperhitungkan amal dan dosa. Baru mulai diperhitungkan setelah manusia baligh (start bagi seseorang diperhitungkan amal baik atau buruknya selama hidup di dunia). Usia baligh tersebut bagi: (a) Laki-laki = ± 15 tahun dan bagi Wanita = ± 12 tahun.Dengan demikian Usia yang tersisa untuk kita beribadah kepada-Nya kita pukul rata dengan rumus: Mati baligh = sisa usia = 65 – 15 = 50 tahun.
Nah sekarang pertanyaanya: (a) Sungguhkah 50 tahun usia kita benar – benar untuk BERIBADAH ?, (2) Bukankah kewajiban kita hidup di dunia ini hanya untuk beribadah kepada Alloh SWT?, (3) Untuk apa saja waktu hidup kita yang 50 tahun itu?
2. Perhitungan Waktu Untuk Aktivitas Manusia Sehari – hari dan Untuk Ibadah Secara Matemaris.
Sebelum kita hitung penggunaan waktu yang 50 tahun tersebut untuk apa saja dan berapa lama, perlu kita buat asumsi – asumsi sebagai berikut::
a. Bahwa 50 tahun = 50
× 365 = 18.250 hari = 18.250 × 24.= 458.000 jam.
b. Rata – rata
kegiatan harian kita antara lain: (1) Tidur = ± 8 jam/hari, (2) Bekerja &
Lembur = ± 8 jam/hari dan (3) Kegiatan Santai/ Rileksasi = ± 4 jam/hari.
Nah selanjutnya mari kita hitung berapa lama dari masing – masing kegiatan itu kita lakukan selama 50 tahun, yang semestinya untuk kita beribadah tersebut?
1) Berapa lama waktu
untuk tidur?
Bila diasumsikan kita
tidur sehari = 8 jam, berarti dalam 50 tahun (18.250 hari) kita tidur selama =
18.250 × 8 = 146.000 jam = 146.000 : 8.760 = 16 tahun, 7 bulan atau di bulatkan
= 17 tahun.
Alangkah sayangnya
waktu kita yang 50 tahun itu, selama 17 tahun hanya kita gunakan untuk tidur.
Padahal kita nanti akan tertidur dari dunia ini untuk selamanya (ketika kita
mati nanti). Belum lagi bagi kita yang memiliki penyakit ”TuMor” = Tukang
MoloR, mungkin kita akan tidur selama 12 jam/ hari = 18.250 × 12 = 219.000 jam
= 219.000 : 8.760 = 24,98 tahun atau di bulatkan = 25 tahun.
2) Berapa lama waktu untuk aktivitas kerja di siang hari & lembur?
Yang termasuk
aktivitas/ kerja di siang hari dan lembur ini bagi setiap orang tidaklah sama.
Ada yang bekerja di kantor/ di perusahaan bahkan sampai lembur, ada yang
bekerja di sawah, ada yang belajar atau mengajar, ada yang sekolah atau kuliah,
ada yang makan sambil jalan - jalan, ada pula yang aksi sambil korupsi dan
masih banyak lagi aktivitas lainnya, di mana satu sama lainnya tidak bisa
disamaratakan.
Bila kita asumsikan bahwa lama waktu kita beraktivitas/ kerja di siang hari dan termasuk lembur = + 12 Jam/ hari, maka dalam 50 tahun waktu yang habis dipakai aktivitas/ kerja di siang hari dan lembur = 18.250 x12 = 219.000 jam = 219.000 : 8.760 = 25 tahun (pas).
3) Berapa lama waktu untuk aktivitas santai atau rilexsasi alias nganggur?
Termasuk dalam
kegiatan santai/ rileksasi alias nganggur: ini antara lain waktu yang kita
gunakan untuk: nonton TV, Fb-an, rekreasi, jalan-jalan, bersenda gurau dengan
keluarga/ teman, ada yang belajar mati-matian bikin kerpekan/ sontekan untuk
ulangan/tes/ujian, bahkan ada juga yang digunakan untuk merenung dan menghayal
atau dibuai angan – angan, sehingga dzikirnya: “jikalau…maka ....., jikalau….
maka ....., jikalau…… maka .....”
Bila kita asumsikan bahwa waktu kita untuk santai atau rileksasi alias nganggur = ± 4 jam/ hari, maka dalam 50 tahun waktu yang dipakai santai/ rileksasi/nganggur = 18.250 x 4 = 73.000 jam = 73.000 : 8.760 = 8,33 tahun atau dibulatkan = 8 tahun.
4) Berapa lama waktu untuk beribadah?
Dari perhitungan di atas, selanjutnya mari kita hitung berapa lama waktu kita untuk beribadah kepada Alloh (Tuhan Yang Maha Kuasa)?. Untuk jelasnya dari perhitungan di atas secara ringkas dapat kita kalkulasikan dengan asumsi – asumsi sebagai berikut:
a) Umur rata – rata
manusia hidup di dunia = ± 65 tahun
b) Masa anak – anak
(belum dihitung amal dan dosa) = ± 15 tahun (65 – 15)
c) Lama waktu hidup
& diperhitungkan amal & dosa = ± 50 tahun
d) Waktu untuk tidur =
± 17 tahun
e) Waktu untuk bekerja
di siang hari & lembur = ± 25 tahun
f) Waktu untuk santai
atau rileksasi = ± 8 tahun (17 + 25 + 8)
g) Jumlah waktu untuk
Tidur + Kerja & lembur + Nganggur = ± 50 tahun ( 50 – 50)
h) Waktu untuk
beribadah kepada Alloh SWT (Tuhan) = ± 0 tahun
Ternyata bedasarkan perhitungan secara matematis di atas, selama 50 tahun sisa waktu untuk ibadah = 50 – 50 = 0 tahun. Dengan kata lain waktu kita yang 50 tahun itu kita habiskan hanya untuk: ”Tidur, Kerja & lembur serta Santau/ Nganggur”.
Lantas kapan ibadahnya? Bukankah manusia itu diciptakan hanya untuk beribadah kepada Alloh SWT? Sebagaimana Alloh berfirman dalam Alquran: ”Tidak Aku ciptakan jin dan manusia, kecuali untuk beribadah kepada – Ku”. Atau sebagaimana firman Alloh dalam Alquran Surah Al-Asyr ayat 1 – 5: ”(1) Demi masa. (2) Sesungguhnya manusia itu benar – benar dalam kerugian,(3) Kecuali orang – orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan saling nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”.
Berdasarkan firman Alloh di atas, semestinya agar kita tidak merugi, maka waktu kita sehari – hari hendaklah kita manfaatkan untuk kegiatan – kegiatan sebagai berikut:
- Melakukan kegiatan – kegiatan
yang dapat meningkatkan keimanan. Termasuk dalam kegiatan ini antara lain: melakukan
ibadah khusus seperti shalat wajib & sunnah, puasa, hajji, mengaji,
mendengarkan ceramah/ nasehat agama secara langsung atau melalui TV,
Radio, Casete, CD, membaca & mengkaji Alquran, Membaca buku – buku agama
dan lain – lain.
- Melakukan kegiatan – kegiatan
amal shalih/ kebajikan. Termasuk
dalam kegiatan ini antara lain: infaq/ sedekah, membantu orang yang susah,
berbakti kepada orang tua, silaturahiem, gotong royong, berbakti kepada
suami dan lain – lain.
- Amar Ma’ruf Nahi Munkar (saling
nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran). Termasuk dalam kegiatan ini antara lain: mendakwahkan
Islam melalui ceramah, khutbah, menulis buku tentang Islam, menasehati
isteri/ suami dan anak – anak dan lain – lain.
- Saling menasehati dalam
kesabaran. Termasuk dalam kegiatan ini antara lain: sabar jika
tertimpa musibah, bila diolok/ dikucilkan karena mengamalkan,
mendakwahkan, memperjuangkan Islam, menasehati orang lain agar bersabar
ketika ditimpa musibah dan lain – lain.
Pertanyaannya adalah:
- Kapan dan berapa lama waktu
untuk kegiatan – kegiatan itu masing – masing?
- Sedangkan sebagaimana
disebutkan di atas bahwa ternyata selama 50 tahun sisa waktu untuk ibadah
= 50 – 50 = 0 tahun. Dengan kata lain waktu kita yang 50 tahun itu kita
habiskan hanya untuk: ”Tidur, Kerja & lembur serta Santau/ Nganggur”
?.
3. Sanggahan dan
Bantahan
Dari uraian di atas, mungkin kita bisa menyanggah dengan beberapa sanggahan/ bantahan. Tetapi setiap sanggahan/ bantahan bisa jadi akan ada jawabannya. Nah berikut ini saya tuliskan beberapa sanggahan/ bantahan dan jawaban yang dapat terjadi dalam kehidupan kita sehari – hari.
- Sanggahan/ Bantahan: Yang dimaksud dengan ”ibadah” itu kan ”Tunduk dan
patuh”. Jadi kegiatan apapun saja yang kita lakukan, asalkan diniatkan
dengan ikhlash semata – mata mencari ridlo Alloh dan tidak melanggar
larangan – larangan Alloh itu semuanya adalah termasuk ibadah. Sehingga:
(1) Kita sholat, puasa, zakat, hajji, berceramah, membaca khutbah,
mengajar ngaji dll adalah ibadah, (2) Kita belajar/ mencari ilmu (sekolah
atau kuliah) adalah ibadah,. (3) Kita bekerja mencari nafkah itu ibadah,
(4) Kita menolong orang yang susah adalah ibadah, (5) Kita kerja bhakti di
kampung adalah ibadah, (6) Kita melakukan hubungan intim dengan suami/
isteri yang syah adalah ibadah dan sekali lagi, kegiatan apapun saja yang
kita lakukan, asalkan diniatkan dengan ikhlash semata – mata mencari ridlo
Alloh dan tidak melanggar larangan – larangan Alloh itu semuanya adalah
termasuk ibadah. Dengan demikian tidaklah benar mana kala selama kita
hidup 50 tahun itu dikatakan belum melakukan ibadah sama sekali, atau
waktu kita yang 50 tahun itu kita habiskan hanya untuk: ”Tidur, Kerja
& lembur serta Santai/ Nganggur”. Dengan kata lain aktivitas hidup kita
di dunia ini tidak bisa dihitung dengan tepat secara matematis seperti di
atas, terutama untuk menghitung berapa lama waktu kita untuk beribadah.
Karena kegiatan – kegiatan atau urusan keduniaan yang nampaknya bukan
kegiatan ibadah bisa menjadi kegiatan ibadah, mana kala diniatkan dengan
ikhlash semata – mata mencari ridlo Alloh dan tidak melanggar larangan –
larangan Alloh sebagaimana sanggahan di atas.
- Jawaban: Yaa....memang benar bahwa segala kegiatan kita bisa
bernilai ibadah mana kala diniatkan dengan ikhlash semata – mata mencari
ridlo Alloh dan tidak melanggar larangan – larangan Alloh sebagaimana
sanggahan di atas. Tapi siapa yang bisa menjamin bahwa niat kita itu benar
– benar ikhlas? Siapa yang bisa menjamin bahwa segala amal shalih kita itu
pasti diterima oleh Alloh SWT? Mari kita lihat satu – persatu!
- Ya… memang benar…sekolah atau
kuliah itu bisa menjadi ibadah, kalau niatnya ikhlash beribadah, tapi rata
– rata kita sekolah atau kuliah itu niatnya untuk mencari ijazah, agar
kelak mudah mencari pekerjaan atau nafkah.
- Ya… memang benar bekerja
mencari nafkah sampai lembur – lembur itu juga bisa bernilai ibadah, kalau
niatnya benar – benar ikhlash untuk ibadah. Namun seringkali kita bekerja
hanya untuk mencari harta benda dunia dan berharap dipuji atau supaya
tidak dihina orang.
- Ya… memang benar melakukan
hubungan intim dengan suami/ isteri yang syah itu juga bisa bernilai
ibadah, kalau niatnya benar – benar ikhlash untuk ibadah. Namun seringkali
kita melakukan hubungan intim dengan suami/ isteri yang syah itu hanya
untuk mencari kesenangan, melepas hawa nafsu semata – mata hingga kadang
berdoa sebelumnya saja lupa/ tidak ingat.
- Demikian halnya dengan kegiatan
– kegiatan dunia lainnya memang bisa bernilai ibadah, mana kala diniatkan
untuk ibadah. Tapi sayang kebanyakan niat kita tidak untuk ibadah, namun
hanya untuk mengejar urusan dunia saja.
- Ooooh mungkin saat kita sholat
5 waktu, puasa, zakat dan hajji yang akan memperoleh pahala yang besar.
Nah karena di antara ibadah – ibsdah itu nampaknya sholatlah yang rutin
setiap hari kita lakukan, maka dalam tulisan ini hanya akan kita hitung
berapa lama waktu kita sholat dalam sehari dan selama 50 tahun Di smping
itu juga didasari beberapa alasan dari Hadits Nabi Muhammad SAW yang
menyatakan bahwa: “Sholat 5 waktu itu: (a) besar pahalanya, (b) bisa
menghapus dosa, (c) kunci pembuka syurga, (d) amal yang pertama dihisab,
yang jika shalatnya baik maka segala amalnya dianggap baik…dst…
Pertanyaan selanjutnya:
- Apakah kita merasa cukup
beribadah hanya dengan Sholat 5 waktu saja?,
- Berapa lama waktu yang kita
gunakan untuk shalat dalam 50 tahun?
Mari kita hitung:
- Jika kita asumsikan untuk
sekali holat yang sedang – sedang saja termasuk untuk berdzikir dan
berdo’a= ± 10 menit (Tentu saja jika shalatnya dengan cara kilat = 5
menit, belum lagi kalau kilat khusus = 3 menit, tentu lebih sedikit lagi).
Berarti sehari semalam lama waktu shalat = 5 x 10 = 50 menit atau kita
bulatkan = ± 1 jam. Berarti dalam waktu 50 tahun, waktu yang terpakai
sholat =18.250 x I = 18.250 jam = 18.250 : 8.760 = 2,05 tahun atau
dibulatkan = 2 tahun.
- Ini berarti bahwa waktu yang
kita manfaatkan dalam 50 tahun di dunia, cuma 2 tahun untuk sholat, itupun
belum ada jaminan bahwa sholat kita bermakna dan pasti diterima. Dan
sekiranya sholat kita selama 2 tahun itu diterima, rasanya juga belum/
tidak sebanding dengan perbuatan dosa - dosa kita yang kita lakukan selama
50 tahun. Baik dosa kita yang tertuju langsung kepada Alloh SWT maupun
dosa – dosa kita terhadap sesama.
C. PENUTUP
1. Kesimpulan.
Dari uraian di atas,
dapat disimpulkan bahwa:
- Analisis atau perhitungan
secara matematis terhadap lama waktu kita hidup di dunia dan lama waktu
kita melakukan berbagai aktivitas hidup keseharian kita termasuk aktivitas
ibadah kita kepada Alloh SWT, tidak bisa seluruhnya tepat.
- Meskipun demikian analisis atau
perhitungan secara matematis tersebut, setidaknya dapat memberikan
gambaran dan kesadaran kepada kita bahwa: “Terlalu banyak waktu yang
terbuang percuma selama manusia hidup di dunia dan semuanya itu akan
menjadi bencana”
2. Himbauan dan Saran
Selanjutnya saya menghimbau marilah segera kita menyadari akan pentingnya kita memanfaatkan waktu hidup kita di dunia yang Cuma sebentar ini. Tiada kata terlambat, atau lebih baik terlambat dari pada tidak pernah menyadari sama sekali.
Walaupun waktu bergulir cepat, marilah kita isi waktu kita yang tersisa dengan sesuatu apa saja yang bermanfaat, bagi diri kita, keluarga, masyarakat, nusa, bangsa dan agama. Dan jangan lupa, niatkan semua kegiatan atau aktivitas kita itu dengan niatan ibadah, ikhlash karena ingin mencari ridlo Alloh semata - mata!
Terima kasih yang tulus saya ucapkan kepada orang yang telah menyampaikan tulisan atau nasehat ini kepada saya. Saya hanya menulis kembali dalam kemasan yang agak berbeda. Semoga menjadi amal jariah baginya. Yang jelas satu hari = satu hikmah. Semoga hidup kita berlimpah nikmat dan berkah. Amien Yaa Robbal 'Alamien..
(Dalyana Wong Jogja,
Samarinda, Sabtu, 1 Januari 2011 ditulis ulang, Rabu, 1 Januari 2014).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar