A. PENDAHULUAN
Sebagaimana kita maklum, bahwa waktu bagi setiap manusia adalah
sangat penting. Mengingat pentingnya waktu ini maka Alloh SWT
menggunakan waktu dan waktu tertentu untuk bersumpah dan untuk memberi
nama Surah dalam Alquran. Misalnya
“Wal-‘asyr = Demi masa (waktu0”, “Wadhuha = Demi waktu dhuha”.
Meski semua mengakui bahwa waktu itu penting, namun jika tidak hati –
hati atau tidak benar cara memanfaatkannya, maka bisa menjadi bencana.
Hal ini sesuai dengan sebuah pepatah Arab yang sangat terkenal yang
menyatakan bahwa:
“Waktu itu laksana pedang”
yang bila tidak hati – hati memanfaatkannya, maka ia akan melukai orang
yang menggunakannya, atau bahkan ia akan memenggal siapapun yang
menyia-nyiakannya.
Nah untuk melihat bagaimana waktu itu bisa menjadi bencana, dalam
tulisan ini akan diuraikan tentang bagaimana kebanyakan kita
memanfaatkan waktu kita seharin- hari maupun waktu selama hidup kita.
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengajak kita semua
untuk menghitung dengan cermat untuk apa saja dan berapa lama waktu dari
masing – masing kgiatan/ aktivitas rutin kita sehari – hari, dalam
sehari, dalam sebulan, dalam setahun dan selama hidup kita.
Hal ini
sesuai dengan anjuran Khalifah Umar ra. 1400 th silam, melalui
nasehatnya:
“Hitunglah…sebelum kamu sekalian dihitung/ dihisab (Oleh Alloh SWT di akherat kelak)”
.
- Dengan demikian kita berharap akan semakin menyadari dan berhati –
hati dalam memanfaatkan waktu hidup kita yang cuma sebentar di dunia
ini.
- Di samping itu kita juga berharap agar waktu tidak kita sia –
siakan, karena menyia – nyiakan waktu hidup kita, akan bisa menjadi
bencana bagi kita.
B. PEMBAHASAN.
1. Perhitungan Umur dan Waktu diperhitungkannya Amal dan Dosa.
Sebelum kita menghitung secara matematis tentang umur dan waktu
aktivitas kita sehari – hari, ada baiknya perlu kita ketahui bahwa:
- 1
hari = 24 Jam, 1 jam = 60 menit dan 1 menit = 60 detik.
- Dengan demikian 1
thn = 12 Bulan = 52 Minggu = 365 Hari = 8.760 Jam = 525.600 Menit =
31.636. 000 Detik
- Anggaplah manusia meninggal dunia antara usia 60 – 70 tahun. Atau
kita anggap manusia rata – rata meninggal pada usia = ± 65 th.
- Dari
umur 65 thn tsb pada masa anak-anak belum diperhitungkan amal dan dosa.
Baru mulai diperhitungkan setelah manusia baligh (start bagi seseorang
diperhitungkan amal baik atau buruknya selama hidup di dunia).
- Usia
baligh tersebut bagi: (a) Laki-laki = ± 15 tahun dan bagi Wanita = ± 12
tahun.
Dengan demikian Usia yang tersisa untuk kita beribadah kepada-Nya
kita pukul rata dengan rumus: Mati baligh = sisa usia = 65 – 15 = 50
tahun.
Nah sekarang pertanyaanya:
(a) Sungguhkah 50 tahun usia kita
benar – benar untuk BERIBADAH ?,
(b) Bukankah kewajiban kita hidup di
dunia ini hanya untuk beribadah kepada Alloh SWT?,
(c) Untuk apa saja
waktu hidup kita yang 50 tahun itu?
2. Perhitungan Waktu Untuk Aktivitas Manusia Sehari – hari dan Untuk Ibadah Secara
Matemaris.
Sebelum kita hitung penggunaan waktu yang 50 tahun tersebut untuk apa
saja dan berapa lama, perlu kita buat asumsi – asumsi sebagai berikut::
a. Bahwa 50 tahun = 50 × 365 = 18.250 hari = 18.250 × 24.= 458.000 jam.
b. Rata – rata kegiatan harian kita antara lain:
(1) Tidur = ± 8
jam/hari,
(2) Bekerja & Lembur = ± 8 jam/hari dan
(3) Kegiatan
Santai/ Relaksasi = ± 4 jam/hari.
Nah selanjutnya mari kita hitung berapa lama dari masing – masing
kegiatan itu kita lakukan selama 50 tahun, yang semestinya untuk kita
beribadah tersebut?
1) Berapa lama waktu untuk tidur?
- Bila diasumsikan kita tidur sehari = 8 jam, berarti dalam 50 tahun
(18.250 hari) kita tidur selama = 18.250 × 8 = 146.000 jam = 146.000 :
8.760 = 16 tahun, 7 bulan atau di bulatkan = 17 tahun.
- Alangkah sayangnya waktu kita yang 50 tahun itu, selama 17 tahun
hanya kita gunakan untuk tidur.
- Padahal kita nanti akan tertidur dari
dunia ini untuk selamanya (ketika kita mati nanti).
- Belum lagi bagi kita
yang memiliki penyakit ”TuMor” = Tukang MoloR, mungkin kita akan tidur
selama 12 jam/ hari = 18.250 × 12 = 219.000 jam = 219.000 : 8.760 =
24,98 tahun atau di bulatkan = 25 tahun.
2) Berapa lama waktu untuk aktivitas kerja di siang hari & lembur?
Yang termasuk aktivitas/ kerja di siang hari dan lembur ini bagi
setiap orang tidaklah sama, misalnya:
- ada yang bekerja di kantor/ di perusahaan
bahkan sampai lembur,
- ada yang bekerja di sawah,
- ada yang belajar atau
mengajar,
- ada yang sekolah atau kuliah,
- ada yang makan sambil jalan -
jalan,
- ada pula yang aksi sambil korupsi
- dan masih banyak lagi aktivitas
lainnya, di mana satu sama lainnya tidak bisa disamaratakan.
Bila kita asumsikan bahwa lama waktu kita beraktivitas/ kerja di siang hari dan termasuk lembur = +
12 Jam/ hari, maka dalam 50 tahun waktu yang habis dipakai aktivitas/
kerja di siang hari dan lembur = 18.250 x12 = 219.000 jam = 219.000 :
8.760 = 25 tahun (pas).
3) Berapa lama waktu untuk aktivitas santai atau rilexsasi alias nganggur?
Termasuk dalam kegiatan santai/ rileksasi alias nganggur ini antara
lain waktu yang kita gunakan untuk:
- nonton TV, Fb-an, rekreasi,
jalan-jalan, bersenda gurau dengan keluarga/ teman,
- ada yang belajar
mati-matian bikin kerpekan/ sontekan untuk ulangan/tes/ujian,
- bahkan ada
juga yang digunakan untuk merenung dan menghayal atau dibuai angan –
angan, sehingga dzikirnya: “jikalau…maka ....., jikalau…. maka .....,
jikalau…… maka .....”
Bila kita asumsikan bahwa waktu kita untuk santai atau rileksasi
alias nganggur = ± 4 jam/ hari, maka dalam 50 tahun waktu yang dipakai
santai/ rileksasi/nganggur = 18.250 x 4 = 73.000 jam = 73.000 : 8.760 =
8,33 tahun atau dibulatkan = 8 tahun.
4) Berapa lama waktu untuk beribadah?
Dari perhitungan di atas, selanjutnya mari kita hitung berapa lama
waktu kita untuk beribadah kepada Alloh (Tuhan Yang Maha Kuasa)?.
Untuk
jelasnya dari perhitungan di atas secara ringkas dapat kita kalkulasikan
dengan asumsi – asumsi sebagai berikut:
a) Umur rata – rata manusia hidup di dunia = ± 65 tahun
b)
Masa anak – anak (belum dihitung amal dan dosa) = ± 15 tahun
c) Lama waktu hidup & diperhitungkan amal & dosa = ± 50 tahun (65 – 15)
d) Waktu untuk tidur = ± 17 tahun
e) Waktu untuk bekerja di siang hari & lembur = ± 25 tahun
f)
Waktu untuk santai atau rileksasi = ± 8 tahun
g)
Jumlah waktu untuk Tidur + Kerja & lembur + Nganggur = ± 50 tahun (17 + 25 + 8)
h) Waktu untuk beribadah kepada Alloh SWT (Tuhan) = ± 0 tahun (50 – 50)
Ternyata bedasarkan perhitungan secara matematis di atas, selama 50
tahun sisa waktu untuk ibadah = 50 – 50 = 0 tahun.
Dengan kata lain
waktu kita yang 50 tahun itu kita habiskan hanya untuk: ”Tidur, Kerja
& lembur serta Santau/ Nganggur”.
Lantas kapan ibadahnya?
- Bukankah manusia itu diciptakan hanya untuk
beribadah kepada Alloh SWT?
- Sebagaimana Alloh berfirman dalam Alquran: ”Tidak Aku ciptakan jin dan manusia, kecuali untuk beribadah kepada – Ku”.
- Atau sebagaimana firman Alloh dalam Alquran Surah Al-Asyr ayat 1 – 5: ”(1)
Demi masa. (2) Sesungguhnya manusia itu benar – benar dalam
kerugian,(3) Kecuali orang – orang yang beriman dan mengerjakan amal
shaleh dan saling nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan
nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”.
Berdasarkan firman Alloh di atas, semestinya agar kita tidak merugi,
maka waktu kita sehari – hari hendaklah kita manfaatkan untuk kegiatan –
kegiatan sebagai berikut:
- Melakukan kegiatan – kegiatan yang dapat meningkatkan keimanan. Termasuk
dalam kegiatan ini antara lain: melakukan ibadah khusus seperti shalat
wajib & sunnah, puasa, hajji, mengaji, mendengarkan ceramah/ nasehat
agama secara langsung atau melalui TV, Radio, Casete, CD, membaca &
mengkaji Alquran, Membaca buku – buku agama dan lain – lain.
- Melakukan kegiatan – kegiatan amal shalih/ kebajikan. Termasuk
dalam kegiatan ini antara lain: infaq/ sedekah, membantu orang yang
susah, berbakti kepada orang tua, silaturahiem, gotong royong, berbakti
kepada suami dan lain – lain.
- Amar Ma’ruf Nahi Munkar (saling nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran). Termasuk
dalam kegiatan ini antara lain: mendakwahkan Islam melalui ceramah,
khutbah, menulis buku tentang Islam, menasehati isteri/ suami dan anak –
anak dan lain – lain.
- Saling menasehati dalam kesabaran. Termasuk
dalam kegiatan ini antara lain: sabar jika tertimpa musibah, bila
diolok/ dikucilkan karena mengamalkan, mendakwahkan, memperjuangkan
Islam, menasehati orang lain agar bersabar ketika ditimpa musibah dan
lain – lain.
Pertanyaannya adalah:
- kapan dan berapa lama waktu
untuk kegiatan – kegiatan itu masing – masing?
- Sedangkan sebagaimana
disebutkan di atas bahwa ternyata selama 50 tahun sisa waktu untuk
ibadah = 50 – 50 = 0 tahun.
- Dengan kata lain waktu kita yang 50 tahun
itu kita habiskan hanya untuk: ”Tidur, Kerja & lembur serta Santau/
Nganggur” ?.
3. Sanggahan/ Bantahan dan Jawabannya
- Dari uraian di atas, mungkin kita bisa menyanggah dengan beberapa
sanggahan/ bantahan.
- Tetapi setiap sanggahan/ bantahan bisa jadi akan
ada jawabannya.
- Nah berikut ini saya tuliskan beberapa sanggahan/
bantahan dan jawaban yang dapat terjadi dalam kehidupan kita sehari –
hari.
a. Sanggahan/ Bantahan:
- Yang dimaksud dengan ”ibadah” itu kan ”Tunduk dan patuh”. Jadi
kegiatan apapun saja yang kita lakukan, asalkan diniatkan dengan
ikhlash semata – mata mencari ridlo Alloh dan tidak melanggar larangan –
larangan Alloh itu semuanya adalah termasuk ibadah.
- Sehingga: (1) Kita
sholat, puasa, zakat, hajji, berceramah, membaca khutbah, mengajar ngaji
dll adalah ibadah, (2) Kita belajar/ mencari ilmu (sekolah atau kuliah)
adalah ibadah,. (3) Kita bekerja mencari nafkah itu ibadah, (4) Kita
menolong orang yang susah adalah ibadah, (5) Kita kerja bhakti di
kampung adalah ibadah, (6) Kita melakukan hubungan intim dengan suami/
isteri yang syah adalah ibadah dan sekali lagi, kegiatan apapun saja
yang kita lakukan, asalkan diniatkan dengan ikhlash semata – mata
mencari ridlo Alloh dan tidak melanggar larangan – larangan Alloh itu
semuanya adalah termasuk ibadah.
- Dengan demikian tidaklah benar mana
kala selama kita hidup 50 tahun itu dikatakan belum melakukan ibadah
sama sekali, atau waktu kita yang 50 tahun itu kita habiskan hanya
untuk: ”Tidur, Kerja & lembur serta Santai/ Nganggur”.
- Dengan kata
lain aktivitas hidup kita di dunia ini tidak bisa dihitung dengan tepat
secara matematis seperti di atas, terutama untuk menghitung berapa lama
waktu kita untuk beribadah. Karena kegiatan – kegiatan atau urusan
keduniaan yang nampaknya bukan kegiatan ibadah bisa menjadi kegiatan
ibadah, mana kala diniatkan dengan ikhlash semata – mata mencari ridlo
Alloh dan tidak melanggar larangan – larangan Alloh sebagaimana
sanggahan di atas.
b. Jawaban:
- Yaa....memang
benar bahwa segala kegiatan kita bisa bernilai ibadah mana kala
diniatkan dengan ikhlash semata – mata mencari ridlo Alloh dan tidak
melanggar larangan – larangan Alloh sebagaimana sanggahan di atas.
- Tapi
siapa yang bisa menjamin bahwa niat kita itu benar – benar ikhlas? Siapa
yang bisa menjamin bahwa segala amal shalih kita itu pasti diterima
oleh Alloh SWT? Mari kita lihat satu – persatu!
1) Ya… memang benar…sekolah atau kuliah itu bisa menjadi ibadah,
kalau niatnya ikhlash beribadah, tapi rata – rata kita sekolah atau
kuliah itu niatnya untuk mencari ijazah, agar kelak mudah mencari
pekerjaan atau nafkah.
2) Ya… memang benar bekerja mencari nafkah sampai lembur –
lembur itu juga bisa bernilai ibadah, kalau niatnya benar – benar
ikhlash untuk ibadah. Namun seringkali kita bekerja hanya untuk mencari
harta benda dunia dan berharap dipuji atau supaya tidak dihina orang.
3) Ya… memang benar melakukan hubungan intim dengan suami/
isteri yang syah itu juga bisa bernilai ibadah, kalau niatnya benar –
benar ikhlash untuk ibadah. Namun seringkali kita melakukan hubungan
intim dengan suami/ isteri yang syah itu hanya untuk mencari kesenangan,
melepas hawa nafsu semata – mata hingga kadang berdoa sebelumnya saja
lupa/ tidak ingat.
4) Demikian halnya dengan kegiatan – kegiatan dunia lainnya
memang bisa bernilai ibadah, mana kala diniatkan untuk ibadah. Tapi
sayang kebanyakan niat kita tidak untuk ibadah, namun hanya untuk
mengejar urusan dunia saja.
5) Ooooh mungkin saat kita sholat 5 waktu, puasa, zakat dan
hajji yang akan memperoleh pahala yang besar. Nah karena di antara
ibadah – ibsdah itu nampaknya sholatlah yang rutin setiap hari kita
lakukan, maka dalam tulisan ini hanya akan kita hitung berapa lama waktu
kita sholat dalam sehari dan selama 50 tahun Di smping itu juga
didasari beberapa alasan dari Hadits Nabi Muhammad SAW yang menyatakan
bahwa: “Sholat 5 waktu itu: (a) besar pahalanya, (b) bisa menghapus
dosa, (c) kunci pembuka syurga, (d) amal yang pertama dihisab, yang jika
shalatnya baik maka segala amalnya dianggap baik…dst…
Pertanyaannya:
(a) Cukupkah kita merasa cukup beribadah hanya dengan
sholat saja?,
(b) Berapa lama waktu yang kita gunakan untuk shalat dalam
50 tahun?
Mari kita hitung:
- Jika kita asumsikan untuk sekali holat yang sedang – sedang saja
termasuk untuk berdzikir dan berdo’a= ± 10 menit (Tentu saja jika
shalatnya dengan cara kilat = 5 menit, belum lagi kalau kilat khusus = 3
menit, tentu lebih sedikit lagi).
- Berarti sehari semalam lama waktu
shalat = 5 x 10 = 50 menit atau kita bulatkan = ± 1 jam.
- Berarti dalam
waktu 50 tahun, waktu yang terpakai sholat =18.250 x I = 18.250 jam =
18.250 : 8.760 = 2,05 tahun atau dibulatkan = 2 tahun.
- Ini berarti bahwa waktu yang kita manfaatkan dalam 50 tahun di dunia,
cuma 2 tahun untuk sholat, itupun belum ada jaminan bahwa sholat kita
bermakna dan pasti diterima.
- Dan sekiranya sholat kita selama 2 tahun
itu diterima, rasanya juga belum/ tidak sebanding dengan perbuatan dosa -
dosa kita yang kita lakukan selama 50 tahun. Baik dosa kita yang
tertuju langsung kepada Alloh SWT maupun dosa – dosa kita terhadap
sesama.
C. PENUTUP
1. Kesimpulan.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa:
- Analisis atau perhitungan secara matematis terhadap lama
waktu kita hidup di dunia dan lama waktu kita melakukan berbagai
aktivitas hidup keseharian kita termasuk aktivitas ibadah kita kepada
Alloh SWT, tidak bisa seluruhnya tepat.
- Meskipun demikian analisis atau perhitungan secara matematis
tersebut, setidaknya dapat memberikan gambaran dan kesadaran kepada kita
bahwa: “Terlalu banyak waktu yang terbuang percuma selama manusia hidup di dunia dan semuanya itu akan menjadi bencana”
2. Himbauan dan Saran
- Selanjutnya saya menghimbau marilah segera kita menyadari akan
pentingnya kita memanfaatkan waktu hidup kita di dunia yang cuma
sebentar ini. Tiada kata terlambat, atau lebih baik terlambat dari pada
tidak pernah menyadari sama sekali.
- Walaupun waktu bergulir cepat, marilah kita isi waktu kita yang
tersisa dengan sesuatu apa saja yang bermanfaat, bagi diri kita,
keluarga, masyarakat, nusa, bangsa dan agama.
- Dan jangan lupa, niatkan
semua kegiatan atau aktivitas kita itu dengan niatan ibadah, ikhlash
karena ingin mencari ridlo Alloh semata - mata!
Terima kasih yang tulus saya ucapkan kepada orang yang telah
menyampaikan tulisan atau nasehat ini kepada saya. Saya hanya menulis
kembali dalam kemasan yang agak berbeda. Semoga menjadi amal jariah
baginya. Yang jelas satu hari = satu hikmah. Semoga hidup kita berlimpah
nikmat dan berkah. Amien. (Dalyana Wong Jogja, Samarinda, Sabtu, 31 Desember 2012, Jam: 21.46 wita)